Monday, June 24, 2013

Wawancara Singkat Bersama ELVEN GAMES


Pada kesempatan kali ini, saya mendapat kesempatan untuk posting sebuah wawancara tentang topik yang saya bahas. Karena saya membahas game, jadi saya ingin mewawancarai sebuah studio game karena saya ingin tahu bagaimana proses sebuah game itu dibuat dari awal sampai akhir. Saya putuskan untuk memilih Elven Games sebagai narasumber karena merupakan salah satu developer lokal Surabaya yang saya tahu dan dekat keberadaannya.

Elven Games Logo

Saya berkesempatan untuk mewawancarai salah satu Co-founder dari Elven yaitu Mas Radik Kriolampah, yang juga menjabat sebagai MD. Seperti apa wawancaranya? Mari kita simak.

(Q) Elventales Games adalah sebuah nama yang cukup unik, apakah ada arti khusus dari nama Elventales?

Sekarang udah ganti sih namanya, jadi Elven Games biar lebih gampang nyebutnya :) Tapi kalo Elven sendiri artinya bisa secara literally yang berarti dongeng tentang bangsa Elf, bukan Elf mobil lho ya. Jadi intinya kita pengen bikin sesuatu yang luar biasa dan nantinya bakal jadi cerita.

(Q) Bagaimana awal mula terbentuknya Elven? Apakah ada kisah yang melatar belakangi berdirinya? Siapa saja foundernya? Dan hingga saat ini ada berapa jumlah team member keseluruhan?

Dulu dari temen se-lab, di Teknik Informatika ada namanya Laboratorium Rekayasa Perangkat Lunak. Di situ isinya hardcoder-hardcoder, tahun 2010 kita bertiga Mahdi, Afif, dan saya (Radik) ketemu di situ trus coba bikin proposal bisnis soalnya lagi ada event Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) ITS. And kita lolos, soalnya udah dari semester 5 (tahun 2009) bikin game, jadi portofolionya banyak. Perjalanan kita berlanjut sampai sekarang anggotanya udah 12 :)

(Q) Hingga saat ini sudah memiliki berapa judul game? Dan saat ini sedang berfokus pada proyek game apa?

Alhamdullilah sampai hari ini Elven sudah merilis lebih dari 20 judul game, diantaranya Genius Defender, Chase Burger, Durian Revenge, Wonderland Cosa Nostra, Kamikaze Cat, dll ^_^. Proyek Elven yang sekarang? Rahasia dong :P yang jelas Elven sedang mendevelop beberapa proyek besar, tunggu aja nanti Elven pasti umumin :)

Beberapa Game garapan Elven

(Q) Dari game Elven yang sudah ada, tampak beberapa yang bertema lokal dan ada pula yang bertema game edukasi, apakah Elven memiliki konsep tertentu dalam setiap gamenya?

Terus terang masih proses, soalnya konsep game yang kita putuskan nanti terkait banget sama branding Elven. Elven mau dikenal sebagai apa itu belum kita tentukan. Jadi sejauh ini yang mana yang laku atau yang paling cepet bikinnya ya itu yang dirilis :)

(Q) Selain berfokus pada media game dengan berbagai platform serta OS, apakah Elven juga akan merambah ke media lain juga, misalnya visual novel, dll?

Elven sudah masuk ke media lain juga lo. Salah satunya adalah komik interaktif yang berjudul "Adventure of Wanara" yang sudah dirilis untuk iOS dan android, selain itu, elven juga sudah membuat software khusus untuk keperluan korporat tertentu lo ^_^ dan mungkin ke depannya elven juga akan ada ekspansi ke bidang yang lain. Tapi, fokus utama elven tetap pada game, karena passion tim Elven sendiri adalah menciptakan game yang berkualitas, at least kita nggak kalah sama game-game luar :D

Garuda Riders, komik digital interaktif dari serial The Adventures of Wanara

(Q) Ada berapa divisi dalam Elven? Dan apa saja tugas dari masing-masing divisi?

Secara umum Elvengames dibagi menjadi 4 divisi, yaitu Divisi Programmer, Divisi Artist, Divisi Animator, dan Divisi Composer.

Divisi Programmer: bertugas untuk membuat codingan game, memastikan game tersebut dibuat sesuai dengan desain yang sudah ditetapkan oleh perusahaan atau klien. Platform yang sekarang bisa Elven masuki adalah iOS, Mobile Phone, Flash, Android, dll.

Divisi Artist: Bertugas untuk membuat aset-aset gambar dari game, mulai dari Character, UI, Background, dll. Elven sendiri masih berkutat dengan 2D dengan jenis style yang bermacam-macam, mulai dari kartun, painting, pixel art, realis, dll.

Divisi Animator: bertugas untuk membuat gerakan character dalam game, umumnya adalah gerakan idle, walk, attack, die. Namun jumlah dan jenis gerakan disesuaikan dengan kebutuhan dalam game. Animator juga penghubung antara Artist dengan Programmer.

Divisi Composer: bertugas membuat suara SFX (suara ayunan pedang, pistol, dll) dalam game dan juga BGM (Background Music), dan semua dalam bentuk digital.

Dan semua Divisi bertanggung jawab memastikan game-game yang Elven produksi memiliki kualitas yang tinggi.

(Q) Bisakah dijelaskan secara singkat dan sederhana bagaimana langkah-langkah proses dalam membuat sebuah game?

Sebelum Elven membuat sebuah game, tim akan berdiskusi mengenai game apa yang akan dibuat, gameplaynya seperti apa, target marketnya kemana, dll. Kemudian hasil diskusi yang sudah disetujui bersama akan dirangkum dalam sebuah dokumen yang disebut GDD (Game Design Document) yang akan jadi penuntun untuk developing game tersebut kedepannya.

Kemudian tim akan masuk ke fase produksi, programmer mulai mengcoding game dan biasanya pada tahap awal develop banyak menggunakan 'dummy' untuk mengetes game. Divisi Artist mulai mengerjakan Art, Composer mulai mengkonsep BGM dan SFX game. Nantinya, Divisi Artist harus selesai lebih dulu daripada Animator,karena kecepatan kerja animator juga tergantung pada kecepatan artist menyetor gambar untuk dianimasikan. Divisi Artist, Animator, dan juga Composer harus menyelesaikan pekerjaan mereka lebih awal daripada divisi programmer.

Semuanya terjadwal dengan baik karena setiap divisi memiliki deadline yang sudah ditentukan oleh Elven. Setelah Game bisa dijalankan, akan dilakukan Test game. Mencari bug, memperbaiki bagian-bagian yang kurang, sambil melakukan balancing game, bagian ini adalah polishing. Setelah semua selesai, game tersebut siap dirilis dan dipasarkan :D

(Q) Menurut Mas Radik pribadi, apa aspek terpenting dalam sebuah game? Apakah gameplay, story, grafis, atau lainnya?

Menurut saya pribadi, gameplay, grafis, music, dan lain-lainnya itu adalah sebuah kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dan tidak ada satu bagian yang dianakemaskan. Dalam membuat sebuah game, yang terpenting adalah aspek 'fun', intinya saya pribadi bisa menikmati game yang saya buat.

Menurt saya, kalau saya saja tidak bisa menikmati game yang saya ciptakan, bagaimana saya dapat mengajak orang lain untuk menikmatinya juga? Saya ingin game yang saya ciptakan bisa dimainkan dan dinikmati oleh orang lain juga, bukan hanya tim Elven hehe.

(Q) Apa tantangan terbesar yang pernah dirasakan dalam membuat sebuah game?

Tantangan yang dihadapi adalah bila ada sebuah proyek jangka panjang, yang namanya penyakit jenuh seringkali menghinggap pada banyak kru Elven, dan juga kadang-kadang ada 'bug' yang tidak diketahui sebabnya, atau para artist, animator, dan composer mengalami stuck saat membuat aset, Selain itu proyek kolaborasi dengan klien juga banyak masalah seringkali ada keterlambatan pengiriman aset-aset ke pihak Elven yang akhirnya membuat jadwal Elven bergeser mundur semua. Namun semua berhasil Elven lalui :D

(Q) Apa saja suka duka yang sudah dialami sejak Elven terbentuk?

Sukanya si jelas waktu dana turun, wkwkwk. Waktu dapet dana dari PMW ITS, juara II MGDW II, n waktu kita deal proyek The Adventures of Wanara, dan kalo saya sendiri paling seneng waktu karaokean atau main bareng :) And dukanya waktu ada member yang resign, kalo dulu tahun 2011 sempet nggak gajian dua bulan si nggak terlalu sedih. Tapi waktu ada anggota yang resign, rasanya kaya orang cacat, masih bisa ngerasain bagian tubuh yang udah nggak ada.

(Q) Apa pencapaian terbesar yang telah diraih oleh Elven, serta apa visi misi ke depan yang ingin dicapai?

Menurut saya sih, pencapaian terbesar kita adalah pindah kantor pertengahan tahun 2012. Dari situ kita bener-bener mutusin untuk mandiri. Bayar kontrakan, listrik, n beli perabotan sendiri. Di satu sisi lebih bebas tapi di sisi lain tanggungan dan resiko jadi semakin besar. Soal visi dan misi sih, hit game pastinya dan kita sekarang lagi bikin blueprint ke arah situ. Tapi secara CSR kita juga pingin bantu temen-temen yang "kesasar" soalnya banyak temen-temen artist yang punya bakat tapi kejebak di kerjaan yang ngebosenin dan kurang menantang.

(Q) Apa harapan Elven terhadap dunia game dan developer di masa mendatang terkhususnya di Indonesia?

Elven berharap dunia game dan developer di Indonesia dapat berkembang pesat hingga bisa menyaingi game-game asing, bahkan kalau perlu Indonesia boleh menjadi salah satu negara pembuat game terbesar di dunia :D. Dan Elven berharap generasi-generasi muda boleh ikut ambil bagian dalam pergerakan besar game yang sedang terjadi di Indonesia sekarang ini.


Wednesday, June 12, 2013

Video Game & Violence: Apa kata mereka?

Masih dengan bahasan Video Games & Violence, kali ini saya mencoba mencari tahu pandangan peribadi setiap gamer tentang hal tersebut. Isu permainan video game yang dikaitkan dengan kekerasan di dunia nyata sebagian besar datang dari pihak di luar industri game itu sendiri, kebanyakan pengamat, maupun orang awam. Karena setiap orang pasti memiliki pendapat yang berbeda, maka ada baiknya jika kita bisa melihat kasus ini dari berbagai sudut pandang, salah satunya yang terpenting adalah dari para gamer itu sendiri.

Saya mencoba mengumpulkan pendapat-pendapat tersebut dari kuisioner yang saya sebar kepada teman-teman sesame gamer yang sudah cukup lama aktif dalam dunia permainan video game. Dari sekitar 25 responden yang terkumpul ternyata mampu memberikan jawaban yang bervariasi. 25 responden gamer dimana 60% adalah laki-laki dan 40% perempuan ini juga memiliki ketertarikan genre yang berbeda-beda. Baegitu pula pendapat mereka tentang aspek terpenting dari sebuah game.


(46% memilih RPG, 42% memilih Action-Adventure, 38% memilih Shooter sebagai genre favorit)


(62% memilih Gampelay, 19% memilih Storyline, 12% memilih Grafis sebagai aspek terpenting)

Lalu apa tanggapan mereka tentang isu video games & violence itu sendiri? Mari kita simak satu-persatu..

“Sebenernya, gimana kita sendiri dan sangat berkaitan antara VG ama Violence, yang paling sering didenger atau dulu sekitar 2007-an adalah masuk game Smackdown Series ama acara di TV sering ditonton anak-anak dibawah umur. Itu karena dari pihak TV ataupun Orang Tua gak menyensor waktu dan bagaimana didikan si orang Tua itu sendiri. ada baiknya juga Pemerintah ikut tanggung jawab, contoh maraknya Game Online sekarang seharusnya Pemerintah melalui Kemenkominfo membentuk direktorat khusus mengenai game dan ada badan khusus untuk Rating Game jangan hanya mengandalkan dari ERSB sebagai standar dalam menentukan klasifikasi game itu sendiri.” 
(Nur Ahmad, L/ 20th - Game favorit: Resident Evil & Assassin's Creed Series)

“Dari kasus yang saya baca, kebanyakan gamenya antara WWE sama Fighting, bukan? Dulu sempat pernah ada kasus anak2 melakukan tindak kekerasan gara-gara kebanyakan nonton WWE kan ya? Bukan kekerasan sih, istilahnya pengen coba-coba jadi kayak yang di TV, kalau itu benar pun juga sebenarnya game tidak salah. Game memiliki rating ESRB yang dipatenkan, game-game WWE itu untuk 13+ apalagi game fighting, biasanya 16+. Jadi... yang salah bukan game nya.”
(Lisa S. P/ 16 – Game favorit: Sims)

“Kekerasannya oleh orang dewasa juga tidak? Setahuku beritanya sering dikaitkan dengan anak-anak ya? Kalau memang anak-anak, ya, game tidak bisa disalahkan. Mereka masih kecil, masih perlu bimbingan ortu, biasanya alasannya ortu tidak bisa mengawasi, bukan alasan. Itu hanya cara orang tua untuk mengelak dari tanggung jawab mereka. Kalau yang melakukan orang dewasa, itu juga bukan salah gamenya. Sudah dewasa sudah tahu salah dan benar kalo masih dikait2in sama game rasanya nggak banget.” 
(Levi Koh, P/ 19th – Game favorit: Moodo Marble)

“It's a stupid shit, people use it only for an excuse. There are tons of gamer out there who didn't commit violence.” 
(Rai Kitaki, L/ 21th – Game favorit: Tekken)

“Sebenarnya tidak ada hubungannya ya. Kalau memang mau dihubungkan, kenapa tidak sama Tom and Jerry saja yang jelas-jelas sudah ada dari turun temurun mulai generasi saya sampai sekarang, toh juga tidak ada masalah bukan? Game itu juga memiliki Rating ESRB, tapi orang sekarang sudah tahu juga gamenya ada ratingnya, tapi tetep aja anaknya dikasih game yang bukan umurnya, game dengan rating untuk anak-anak, itu tidak banyak, kalau memang anaknya main di rental atau online, mungkin tidak akan semudah itu untuk mengawasinya, tapi, mungkin hal ini bisa diperjelas dengan menanyakan kepada anak nantinya tadi dia main apa, bagaimana rasanya, dan kalau memang dia memainkan game yang bukan pada umurnya, bisa diberitahu bahwa hal-hal yang dilakukan di dalam game itu cuma sebatas game saja. Saya dulu juga bermain dengan saudara-saudara yang bahkan masih berumur 5 tahunan, main game fighting dan no problem, asal lingkungannya mendukung, saya rasa memang tidak bisa dihubungkan antara game dan kekerasan, generasi sekarang ini generasi gamer lho, kita dari bangun sampai tidur disuguhi dengan berbagai macam game, kalau memang ada hubungannya, harusnya kekerasan dengan alasan main game sudah marak dong?” 
(Athira, P/ 21th – Game favorit: King of Fighter)

“Sama seperti film, game sudah memiliki ESRB atau sistem rating dimana setiap game sudah di rating sesuai dengan  umur. Kekerasan yang terjadi tidak bisa dikaitkan dengan game, Game adalah hobi, entertainment, dan sport. Dalam sport kadang juga muncul kekerasan, semuanya tergantung dari psikologis individu, pendidikan, dan ajaran2 norma lingkungan sekitar.”
(Nick, L/ 23th – Game favorit: Elder Scroll V Skyrim)

 Jadi pada intinya, game tidak bisa disalahkan sepenuhnya atas tindak kekerasan yang terjadi di dunia nyata, namun bukan berarti juga bahwa game tidak berpengaruh sama sekali. Yang menjadi poin penting adalah, bagaimana para gamer yang menanggapi konten dari game yang mereka mainkan, dimana kondisi psikologi, didikan dan peran serta lingkungan juga mempengaruhi hal tersebut.

Monday, June 10, 2013

JOURNEY Soundtrack: Peran Warna Dalam Musik


Journey: Official Game Soundtrack
Artist: Austin Wintory
Label: Sony
Format: Audio CD (1 disc)
Rilis: 9 Oktober 2012
Dalam sebuah game, musik juga memegang peranan penting. Selain membangun suasana lewat visual, environment dan background, musik yang mengiringi latar belakang pun juga turut membangun atmosfir yang ada. Bagaimana sebuah musik yang tegang membuat suasana serius menjadi lebih terasa nyata, dan bagaimana musik yang lembut membuat suasana tenang menjadi lebih nyaman.

Penampilan Macedonian Radio Symphonic Orchestra membawakan musik dalam Journey
Setelah kemarin membahas gamenya, kali ini saya ingin membahas soundtrack dari Journey, kenapa saya sampai membahas ini? Karena untuk pertama kalinya dalam sejarah game, baru kali ini sebuah soundtrack game mampu menyabet nominasi dalam ajang Grammy Award. Yap, sekali lagi saya tekankan, pertama kalinya. Seperti apa sih memangnya kok bisa sampai jadi nominasi Grammy?

Beberapa skema warna environment dalam Journey
Seperti yang sudah saya bahas sebelumnya, karena dalam game Journey ini tidak ada narasi, dialog maupun teks, semua kisah dan cerita disampaikan melalui visual dan musiknya. Dalam setiap environmentnya, game ini memiliki skema warna yang berbeda. Seperti halnya di padang pasir yang hangat dengan nuansa warna coklat keemasan, di kedalaman dengan nuansa seperti dasar laut yang gelap dan mencekam, di pegunungan bersalju dengan nuansa dingin dan beku, hingga di atas awan yang cerah. Setiap skema warna dalam visual yang ada mempengaruhi nuansa musik yang mengiringinya.


Austin Wintory sang komposer berkata bahwa ada banyak warna dalam setiap environment. Jenis skema warna yang berbeda secara visual menjadi bagian penting dalam membuat musik yang sesuai, dengan tujuan agar musik dan visual menjadi senada. Dalam game ini kita akan menjumpai berbagai macam warna langit yang berbeda-beda, dengan background music yang berbeda-beda pula. Namun jika diperhatikan, kita tidak akan menjumpai langit berwarna biru sebelum mencapai bagian akhir, musik pada bagian ini membuat momen tersebut lebih kuat dan lebih memorable.

Skema warna coklat keemasan yang hangat di padang pasir
Skema warna biru gelap yang tenang di kedalaman
Skema warna yang dingin di tebing bersalju
Skema warna yang cerah dan bersemangat di langit biru
“Featuring live orchestra and captivating soloist performances, the Journey ‘s soundtrack paints a moving, introspective backdrop to the game and stands on its own as a work of singular beauty.” – Editorial Review of Amazon.
Musik dalam album ini menurut saya sangat membuat tentram, terlebih track terakhir yaitu “I Was Born For This” yang disertai dengan lirik, yang sekaligus menjadi lagu ending ketika credit title berlangsung.

Yang penasaran dengan musik & visualnya, silakan intip music videonya di sini
Lihat video ending credit gamenya di sini


(sumber gambar: amazon.com
& screenshot video behind the scene "Art of Journey")